Nipah Jadi Sumber Penghasilan masyarakat di Inhil 

KILASRIAU.com - Nipah (Nypa fruticans)  adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut dan berfungsi sebagai penyangga dari abrasi.. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama lain seperti daonan (Sd., Bms.), buyuk (Jw., Bali), bhunyok (Md.), bobo (Menado, Ternate, Tidore), boboro (Halmahera), palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno, pureno, parinan, parenga (Seram, Ambon dan sekitarnya).

"Nipah yang ada di wilayah Kabupaten Inhil ini tumbuh secara alami dan tidak dibudidayakan secara khusus. Masyarakat yang tinggal di pesisir menjadikannya sumber pendapatan ekonomi dengan memanfaatkan bagian daun nipah yang muda, lidi dan juga buahnya di olah kemudian dijual," terang Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Inhil H. Sirajuddin, melalui Kepala Seksi Pemasaran Aswin Bovita,  Kamis (23/09).

Selain itu, Aswin juga  menuturkan bahwa untuk harga rata-rata daun nipah, masih sama antara periode pekan kedua dengan pekan kesatu bulan Februari, yakni Rp. 6.300 di tingkat petani dan Rp. 7.300 di tingkat pedagang pengumpul. Sementara untuk lidi nipah harganya pada pekan kedua adalah sebesar Rp. 4.800 di tingkat petani dan Rp. 5.750 di tingkat pedagang pengumpul.

"Artinya ini sangat membantu perekonomian masyarakat kita yang berada di wilayah pesisir untuk menambah pendapatannya. Dari informasi yang kami diterima, pucuk daun nipah ini diekspor ke Thailand," ucapnya.

Terakhir Aswin berharap masyarakat bisa melestarikannya dan memanfaatkan dengan bijak dan optimal potensi nipah yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir, karena nipah memiliki banyak manfaat baik untuk dikonsumsi langsung maupun diolah, sebagai bahan baku industri dan juga memilik fungsi ekologis. Selain itu nira nipah juga masih bisa dioptimalkan penggunaannya baik untuk sumber pemanis alami ataupun sebagai bahan untuk sumber energi terbarukan.(Sr)






Tulis Komentar